Minggu, 26 Februari 2012

kenapa muncul ilmu komunikasi???

ada perang dunia ke II komunikasi belum dianggap sebagai sebuah ilmu dan hanya dianggap sebagai sebuah proses sosial. Dimasa ini baru di mulai penelitian penelitian mengenai komunikasi dan efek dari komunikasi tersebut.

Proses komunikasi adalah:
Komunikator -> Pesan (bisa berupa lisan maupun tulisan -> media -> komunikan-> efek -> perilaku
Hakekat Komunikas
Memahami komunikasi berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibat-akibat apa yang ditimbulkannya, apakah tujuan dari aktifitas berkomunikasi sesuai dengan apa yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut.Menurut Anwar arifin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep yang multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan:
Komunikasi sebagai proses sosial Komunikasi pada makna ini ada dalam konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum menfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku.  
Harold D. Lasswell meneliti masalah identifikasi simbol dan image yang bertolak belakang dengan realitas/efek pada opini publik. Berkaitan dengan efek-efek teknik propaganda pada perang dunia 1 (1927).Beliau seorang ahli politik, meneliti dengan cara meyebarkan leaflet mengenai perang. 
Kurt lewin meneliti fungsi-fungsi komunikasi pada kelompok sosial informal. Lewin meneliti tipe-tipe gatekeeper yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin autokratik, demokratik. Lewin juga meneliti individu-individu yang ada pada kelompok-kelompok penekan dan individu-individu yang berada pada kelompok (members group). Soearang ahli psikologi. 
Carl Hovland meneliti kredibilitas sumber (komunikator) hubungannya dengan efek persuasi (perubahan sikap). Hovland adalah peneliti yang memperkenalkan penelitian-peneltian eksperimental dalam komunikasi massa. Seorang ahli sosiologi, meneliti melalu pemutaran film berbeda kepada 2 kelompok berbeda, dan melihat efek dari film tersebut terhadap individu.  Kredibiltas terdiri dari 1. Expert (ahli dalam bidang tersebut) 2. Competency (memiliki kompetensi) 3. Skill (harus memiliki kemampuan dalam bidang nya) 4. Trust (harus bisa di percaya)
Paul F.Lazarsfeld mengungkapkan hubungan antara status sosial, ekonomi, mass media exposure dan pengaruh interpersonal atau efek pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku. Beliau seorang ahli matematika  Teknik-teknik analisis yang digunakan oleh para peneliti tersebut memberikan contoh bagaimana menjelaskan sistem komunikasi dalam konteks proses sosial.
Komunikasi sebagai Peristiwa Dalam hal ini komunikasi mempunyai pengertian, bahwa komunikasi merupakan gejala yang dipahami dari sudut bagaimana bentuk dan sifat terjadinya. Peristiwa komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Ada yang membedakan komunikasi
massa dengan komunikasi tatap muka, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi yang menggunakan media dan tanpa media.
 
 
Komunikasi sebagai Ilmu Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek aksiologi, epistomologi dan ontologi. Aksiologi mempertanyakan dimensi utilitas (faedah, peranan dan kegunaan). Epistomologi menjelaskan norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontologi mengenai struktur material dari ilmu pengetahuan. 
Komunikasi sebagai kiat atau keterampilan Komunikasi dipandang sebagai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi komunikasi. Perkembangan dunia komunikasi di Indonesia pada masa yang akan datang menunjukkan prospek yang semakin cerah. Dengan demikian, masalah-masalah yang berhubungan dengan profesi komunikasi tetap menjadi agenda penting.  Antara komunikasi dan bidang profesional terdapat kaitan yang signifikan. Dalam menunjang suatu profesi atau karir yang menuntut kemampuan pemahaman pada sifat dasar komunikasi, berkomunikasi secara  kompeten dan efektif diperlukan dalam bidang kemampuan berkomunikasi (speech communication), komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi politik, public relations, periklanan, penyiaran (broadcasting) dan pemasaran.  
Pengetahuan dan kemampuan komunikasi adalah dasar untuk kualitas kepemimpinan. Merupakan hal pokok untuk hubungan interpersonal, mempengaruhi dan perkembangan informasi dalam organisasi. Komunikasi juga memainkan peran penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan, pemikiran strategis, memperoleh pengetahuan teknis dan menilai hasil.

Media Komunikasi

Sejarah Ilmu Komunikasi.
 
Berdasarkan latar belakang sejarah, ilmu komunikasi telah mengalami perkembangan yang memerlukan waktu cukup panjang. Bermula dari suatu keterampilan tentang persuratkabaran (Zaitungskunde di Eropa, dan Jurnalistik di Amerika) kemudian berkembang dan berubah menjadi suatu disiplin ilmu yang bernama ilmu komunikasi.
1. Perkembangan di Eropa.
Suratkabar sebagai studi ilmiah mulai menarik perhatian pada tahun 1884. studi tentang pers muncul dengan nama Zaitungskunde di Universitas Bazel (swiss, dan delapan tahun kemudian (1892) muncul juga di Universitas Leipzig di Jerman. Kehadiran pengetahuan persuratkabaran ini semakin menarik perhatian ilmuwan. Pakar sosiologi, Max Weber, pada Konggres Sosiologi (1910) mengusulkan agar sosiologi pers dimasukkan sebagai proyek pengkajian sosiologi di samping sosiologi organisasi. Weber pun telah meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi pengkajian pers sebagai studi akademik. Sepuluh tahuan kemudian pakar sosiologi lainnya, Ferdinant Tonnies, mengkaji sifat pendapat umum dalam masyarakat massa. Dalam hubungan antara pers dan pendapat umum itulah kemudian yang menaikkan gengsi suratkabar menjadi ilmu dengan nama Zaitungswissenschaft (ilmu suratkabar) pada tahun 1925. dengan demikian persuartkabaran tidak tidak lagi dipandang sebagai keterampilan belaka (Zaitungskunde), melainkan telah tumbuh sebagai suatu disiplin ilmu.
Munculnya radio dan film pada awal abad ke-20 membuka pengkajian baru yang lebih luas daripada suratkabar. Demikian pula dengan berkembangnya kajian mengenai pendapat umum dan kajian retorika, semakin meluaskan disiplin ilmu ini, sehingga tidak dapat lagi ditampung dalam oleh Zaitungswissenschaft. Untuk itu pada tahun 1930 Walter Hagemann mengusulkan dan memperkenalkan nama Publizistik sebagai suatu disiplin ilmu yang mencakup bukan saja suratkabar, tetapi juga radio, film, retorika, dan pendapat umum. Menurut Hagemann, Publisistik adalah ilmu tentang isi kesadaran yang umum dan aktual.
Dalam perkembangan selanjutnya Publisistik semakin mendapat pengakuan sebagai salah-satu disiplin ilmu dalam ilmu sosial. Obyek penelitiannya bukan lagi suratkabar melainkan offentiche aussage (pernyataan umum). Kemudian Emil Dofivat menyebut publisistik sebagai segala upaya menggerakkan dan membimbing tingkah laku khalayak secara rohaniah. Dengan demikian publisistik diakui sebagai suatu kekuatan yang dapat mengendalikan tingkah-laku manusia dan mewarnai perkembangan sejarahnya.
2. Perkembangan di Amerika.
Ilmu komunikasi massa berkembang di Amerika Serikat melalui jurnalistik. Sebagai sutau keterampilan mengenai suratkabar, jurnalistik, sudah mulai dikenal sejak tahun 1970. Namun sebagai pengetahuan yang diajarkan di universitas, barulah mulai dirintis oleh Robert Leo di Washington College pada tahun 1870. pada waktu ini jurnalistik belum mendapat penghargaan ilmuwan, karena diajarkan hanyalah hal-hal yang bersifat teknis. Namun setelah Bleyer memasukkan Jurnalistik sebagai minor program Ilmu Sosial di Universitas Wisconsin tahun 1930-an, mulailah jurnalistik berkembang sebagai suatu disiplin ilmu. Hal ini lebih berkembang lagi setelah Perang Dunia II, karena semakin pakar dari disiplin sosiologi, politik dan psikologi yang melakukan pengkajian berbagai aspek dari suratkabar, radio, film dan televisi. Pada masa ini para pakar tersebut semakin merasa bahwa jurnalistik tidak lagi mampu menampung berbagai pengkajian yang telah mereka lakukan, sehingga perlu memberi nama yang lebih sesuai yaitu ilmu Komunikasi Massa[1], sehingga obyek kajiannya tidak hanya mengenai suratkabar, melainkan mencakup juga radio, film dan televisi. Keempat media itu disebut media massa. Tokoh-tokoh utama dalam periode ini antara lain Harold D. Laswell, Carl I. Hovland, Paul Lazarsfeld dan Ithiel de Sola Pool. Dasar ilmiah ilmu ini semakin kokoh, dan metodoginya semakin disempurnakan.
Perkembangan ke arah lahirnya ilmu komunikasi dimulai tahun 1950-an. Para ilmuwan sosiologi, politik, dan komunikasi massa mengembangkan studi mengenai pembangunan, terutama ditujukan pada negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II. Hal ini dimaksudkan untuk membantu negara-negara tersebut melakukan pembangunan dan perubahan berencana terutama di bidang ekonomi, sosial dan politik. Berkembangnya studi tentang pembangunan ini seperti sosiologi pembangunan, ekonomi pembangunan, pembangunan politik, dan komunikasi pembangunan, menimbulkan kesadaran bagi para ilmuwan tersebut bahwa ilmu komunikasi massa, dirasa semakin tidak mampu menampung kegiatan ini, sehingga perlu diperluas menjadi ilmu komunikasi saja (massanya dihilangkan). Dengan demikian kajiannya tidak hanya menyangkut media massa saja, tetapi sudah mencakup komunikasi sosial seperti penyuluhan, ceramah dan retorika. Hal ini lebih diperkuat lagi oleh berbagai studi yang menemukan bahwa yang lebih berperan dalan proses perubahan dalam masyarakat terutama dalam penyebaran gagasan baru dan teknologi baru , justru bukan media massa, melainkan komunikasi tatap muka (persona).
Tokoh utama yang telah membawa ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi adalah Wilbur Schramm. Ia adalah seorang sarjana bahasa Inggris yang tertarik kepada kajian komunikasi, karena memimpin sebuah University Press. Schramm yang kemudian memimpin Departemen Komunikasi Massa di Universitas Iowa, dan memimpin penelitian komunikasi di Stanford dan East West Center. Tokoh lainnya adalah Daniel Lerner, dan Everet M. Rogers.
3. Perkembangan di Indonesia.
Kajian ilmu komunikasi di tanah air dimulai dengan nama Publisistik, dengan dibukanya jurusab Publisistik di Fakultas Sosial dan Politik di Universitas gajah mada pada tahun 1950. Juga di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Universitas Indonesia pada tahun 1959. Demikian juga pada tahun 1960 di Universitas Pajajaran Bandung dibuka Fakultas Jurnalistik dan Publisistik. Melalui proses yang panjang lahirlah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/82 tahun 1982. Keppres ini membawa penyeragaman nama disiplin ilmu ini menjadi ilmu komunikasi.
Beberapa tokoh yang telah berjasa memasukkan ilmu komunikasi ke Indonesia dan kemudian mengembangkannya di Universitas antara lain: Drs. Marbangun, Sundoro, Prof. Sujono Hadinoto, Adinegoro, dan Prof. Dr. Mustopo. Pada tahun 1960-an, deretan tokoh ini bertambah lagi dengan datangnya dua orang pakar dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yaitu Dr. Phil. Astrid S. Susdanto dari Jerman Barat (1964); dan Dr. M. Alwi Dahlan (beliau secara langsung diajar oleh Wilbur Schramm) dari Amerika Serikat (1967).
Obyek Kajian Ilmu Komunikasi.
Berangkat dari paparan di atas, obyek studi ilmu komunikasi dengan sendirinya bukan hanya surat kabar (ilmu pers/jurnalistik), bukan pula hanya media massa (ilmu komunikasi massa), atau pernyataan umum (publisistik) melainkan komunikasi atau pernyataan antar manusia.
Harold D. Laswell (1948) dengan paradigmanya ”Who says what in which channel to whom with what effect” menyatakan bahwa obyek kajian komunikasi berupa:
ü Analisis sumber (komunikator)
ü Analisis isi (pesan)
ü Analisis media (saluran)
ü Analisis khalayak (komunikan)
ü Analisis efek (dampak).
Lebih mendalam, Garbner (1976) dalam Studies In Mass Comunication, The Anneberg School Of Communications, meyakini bahwa obyek kajian ilmu komunikasi meliputi: Seseorang (komunikator dan komunikan); Persepsi; Reaksi (efek dan efektivitas); Situasi (politik, ekonomi, dan lain-lain); Sarana (media, saluran dan fasilitas); Material (administrasi); Bentuk (struktur, gaya dan pola); Konteks; Isi (makna pesan); danKonsekuensi ((perubahan menyeluruh).
Kaitan dengan ilmu lainnya.
Sebelum berdiri sendiri sebagai suatu disiplin dalam kelompok sosial, maka sesuai latar belakang sejarahnya, embrio ilmu komunikasi dipelajari sebagai bagian dari sosiologi di Jerman dan tercakup dalam departemen bahasa Inggris di Amerika. Sudah menjadi nasib bahwa ilmu ini dikembangkan dan diperjuangkan oleh pakar dari disiplin lain, bahkan dasar-dasarnya sebagai kajian ilmiah dan metodologinya berasal dari berbagai disiplin ilmu.
Sejak awal hingga kini, memang banyak ilmuwan dari berbagai disiplin telah memberikan sumbangan kepada ilmu komunikasi. Antara lain Harold D. Lasswell (ilmu Politik), Max Weber, Daniel Lehner, Everet M. Rogers (Sosiologi), Carl I. Hovland, Paul Lazarsfeld (Psikologi), Wilburn Schramm (Bahasa), Shannon dan Weaver (Matematika dan Teknik). Keterlibatan berbagai disiplin ilmu dalam membesarkan ilmu komunikasi ini dimaknai oleh Fisher (1986) bahwa ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat sangat eklektif (menggabungkan berbagai bidang).
Eklektisme dari ilmu komunikasi sebagai suatu bidang studi memang telah membawa hikmah tersendiri, yaitu melahirkan beragam teori-teori komunikasi maupun konsep-konsep tentang komunikasi[2]. Fisher (1986) merangkum konsep-konsep komunikasi dalam empat perspektif, yaitu: Mekanistis; Psikologi; Intereksional; Pragmatis. Pengaruh konsep-konsep ilmu fisika sangat kelihatan pada perspektif mekanistis. Kemudian pengaruh psikologi paling jelas nampak pada perspektif psikologi yang merupakan pengembangan dari perspektif mekanistis dengan menerapkan teori S-R (stimulus-respons). Sedangkan pengaruh sosiologi nampak pada perspektif interaksional (bersumber dari teori interaksi simbolik) dan perspektif pragmatis (bersumber dari teori sistem).
Lahirnya perspektif komunikasi sebagai sumbangan berbagai disiplin, tidaklah menghabiskan hubungan ilmu komunikasi dengan ilmu-ilmu lainnya. Ilmu komunikasi yang telah tumbuh sebagai disiplin sendiri (bersifat eklektif), tentu masih berhak ’bekerja sama’ dengan ilmu-ilmu lainnya. Kerja sama itu kemudian melahirkan berbagai subdisiplin seperti: komunikasi politik (dengan ilmu politik); sosiologi komunikasi (dengan sosiologi); psikologi komunikasi (dengan psikologi); komunikasi organisasi (dengan ilmu administrasi); komunikasi antarbudaya (dengan antropologi); dan lain-lain.
Daftar pustaka
Anwar Arifin, 2002, Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: Raja Gafindo Persada.
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGraw Hill
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Aubrey Fisher, 1986, Teori-teori Komunikasi (penyunting: Jalaludin Rakmat), Bandung: Remaja Karya.

Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli

Definisi Komunikasi adalah: seni penyampaian informasi (peran, message, ide,sikap atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang dikehendaki komunikator.

Jadi proses penyampaian informasi berdaya guna bagi komunikator maupun komunikan.

Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli: Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan. Peristiwa komunikasi bias terjadi di mana-mana. Misalnya komunikasi antarmanusia dan lain-lain.
Sebagai makhluk social sudahtahukah anda pengertian komunikasi ?, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu itu memaksa manusia untuk berkomunikasi.

Menurut professor Wilbur Schramm dalam Cangara (2004:1) mengatakan tanpa komunikasi , tidak mungkin terbentuk suatu masyarakat. Sebaliknya tanpa masyarakat, manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
Berkomunikasi dengan baik akan member pengaruh langsung terhadap struktur keseimbangan seseorang dalam masyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer dan sebagainya.
Menurut Everett M rogers, seorang pakar sosiologi Pedesaan Amerika membuat definisi “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian” (Rogers dan Kincaid dalam Cangara, 2004;19).
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu.

http://id.shvoong.com/

Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli

Onong Cahyana Effendi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)

Harold Laswell
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.

Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.

Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.

Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.

Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.

Hovland, Janis dan Kelley
Komunikasi merupakan proses individu mengirim rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.

Louis Forsdale
Menurut Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.

William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.


Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.

Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi.

Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalahs ebagai berikut:

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)

Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949

Kita lihat dari beberapa definisi komunikasi tersebut saling melengkapi. Definisi pertama menjelaskan penyampaian stimulus hanya dalam bentuk kata-kata dan pada definisi kedua penyampaian stimulus bisa berupa simbol-simbol tidak hanya kata-kata tetapi juga gambar, angka dan lain-lain sehingga yang disampaikan bisa lebih mewakili yaitu termasuk gagasan, emosi atau keahlian.

Definisi pertama dan kedua tidak bicara soal media atau salurannya, definisi ke tiga dari lasswell melengkapinya dengan komponen proses komunikasi secara lebih lengkap. Pengertian ke-empat dan seterusnya memahami komunikasi dari konteks yang berbeda menghasilkan pengertian komunikasi yang menyeluruh mewakili fungsi dan karakteristik komunikasi dalam kehidupan manusia.
Ke-tujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanannya dan konteks yang berbeda satu sama lainnya.

Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

Setiap pelakuk komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke –empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang.
Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya.

http://meiliemma.wordpress.com/

Beberapa definisi komunikasi adalah:
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh  pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi  (Astrid).
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
Komunikasi  adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
William Albig: komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu. (Communication is the prosses of transmitting meoninfull symbols between individuals – buku public opinion).
Wilbur Schram: dalam uraiannya “How Communication Work” mengatakan komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu kata communio atau common. Bilamana kita mengadakan komunikasi itu berarti membagikan informasi …. agar si penerima maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu. (Communication comes from latin, communio = common when we communication are the sender tuned together for a particular message). Jadi esensi komunikan adalah menemukan dan memadukan si penerima dan si pengirim.
Onong Uchyana Effendy: dalam bukunya komunikasi, teori dan praktik mengatakan, komunikasi hakekatnya adalah proses penyimpanan pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan.
Bennard Berelson dan Gary A. Steinner (1964:527) mendefinisikan komunikasi: ”Communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of symbol…” (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi).

MANAJEMEN PR

                          PROSES MANAJEMEN
        PROSES OPERASIONAL PUBLIC RELATIONS


Proses manajemen , PR adalah bagian proses perubahan dari pemecahan masalah
dari organisasi yang dilakukan secara ilmiah, Praktisi PR jenis ini menggunakan teori
dan bukti terbaik yang ada untuk melakukan proses empat langkah pencegahan problem.
yaitu:

a.Mendefinisikan problem ( atau peluang)
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan
 perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh, tindakan dan kebijakan organisasi.
 Pada dasarnya ini adalah fungsi intelegen  organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk
semua langkah dalam proses pemecahan problem dengan menentukan”apa yang sedang terjadi saat ini?”

b.Perencanaan dan pemogramman
Langkah kedua ini mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.
Dan langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan “ berdasarkan apa kita tahu tentang situasi,
dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan apa yang harus kita katakan?”
“Perencanaan“ adalah campuran dari kebijaksanaan dan tata cara (prosedur).
Kebijaksanaan ini menjadi pedoman bagi pemikiran dan tindakan para petugas.
Tatacaranya meliputi pemilihan tindakan yang akan dijalankan kelak dalam tahap pelaksanaan.
Menurut Cutlip and Center, sesuatu perencanaan operasi komunikasi adalah membutuhkan:
    a.A searching look backward
      Ini berarti, perhatian yang sungguh-sungguh terhadap factor situasi yang dapat mempengaruhi setiap komunikasi.
    b.A deep look inside
      Yaitu pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta, opini yang terkumpul, terutama terhadap validitasnya.
     c.A wide look around
       Yaitu penilaian yang tepat tentang situasi yang dihadapi, politik,soial, ekonomi, juga kecenderungan situasi.
    d.A long, long look a head: Yaitu jauh melihat ke depan yakni kepada tujuan yang hendak dicapai
       dan efeknya kepada kita, diri kita, fakultas kita, dan sebagainya.

c.Mengambil tindakan dan berkomunikasi
Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang di desain untuk
mencapai tujuan yang spesifik untuk masing-masing public dalam rangka mencapai tujuan program.
Pertanyaan dalam langkah ini adalah “ siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan
 kapan, dimana, dan bagaimana caranya?”
?Mengimplementasikan Strategi
7C dalam Komunikasi PR
1. Credibility (kredibilitas).  Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling percaya.  Iklim ini dibangun melalui kinerja
 di pihak institusi, yang merefleksikan keinginan untuk melayani stakeholder dan public.  Penerima harus percaya kepada
pengirim informasi dan menghormati kompetensi sumber informasi terhada[ topic informasi.
2. Context (konteks).  Program komunikasi harus sesuai dengankenyataan lingkungan. Media massa hanyalah suplemen untuk
 ucapan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Harus disediakan  konteks partisipasi dan umpan balik. Konteks harus
mengonfirmasikan bukan menentang isi pesannya.  Komunikasi yang mendukung, yang sebagian besar dipengaruhi media massa.
3. Content (isi).  Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus sesuai dengan system nilai penerima. 
Pesan harus relevan dengan situasi penerima.  Pada umumnya orang memilih item informasi yang menjanjikan manfaat
yang besar bagi mereka.  Isi pesan menetukan audien.
4. Clarity (kejelasan).  Pesan harus diberikan dalam istilah  sederhana.  Kata harus bermakna sama menurut
si pengirim dan penerima.  Isu yang kompleks harus dipadatkan ke dalam tema, slogan atau stereotip yang
mengandung kesederhanaan dan kejelasan.  Semakin jauh pesanakan dikiirm, pesan itu seharusnya semakin sederhana. 
Organisasi harus berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.
5. Continuity and Consistency (kontinuitas dan konsistensi).  Komunikasi adalah proses tanpa akhir. 
Ia membutuhkan repetisi agar bisa masuk.  Repetisi – dengan variasi – berperan untuk pembelajaran dan persuasi. 
Beritanya harus konsistensi.   
6. Channel (saluran).  Saluran komunikasi yang sudah ada harus digunakan, sebaiknya saluran yang dihormati
dan dipakai oleh si penerima. Menciptakan saluran baru bisa jadi sulit, membutuhkan waktu dan mahal. 
Saluran yang berbeda punya efek berbeda dan efektif pada tingkat yang berbeda-beda dalam tahap proses difusi informasi. 
Dibutuhkan pemilihan saluran yang sesuai dengan public sasaran.  Orang mengasosiasikan nilai yang
 berbeda-beda pada berbagai saluran komunikasi.
7. Capability of the audience (kapabilitas atau kemampuan audien).  Komunikasi harus mempertimbangkan
kemampuan audien,  KOmunikasi akan efektif apabila tidak banyak membebani penerima untuk memahaminya. 
Kemampuan ini dipengaruhi oleh factor-faktor seperti waktu yang mereka miliki, kebiasaan, kemampuan membaca,
dan pengetahuan yang telah mereka punyai.


d.Mengevaluasi program.
Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi,
dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan sembari program diimplementasikan, dan
 didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak.
Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan” bagaimana keadaan kita
sekarang atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan.  

Rabu, 22 Februari 2012

Review Buku Komunikasi Politik

KOMUNIKASI POLITIK
KONSEP DAN DEFINISI

Mempelajari komunikasi politik tidak semudah mempelajari gerakan politik karena ada dua konsep ilmu yang di usung yakni komunikasi dan politik. Seringkali timbul masalah dalam mengintegrasikan kedua konsep tersebut. Kalau tidak komunikasi yang dominan maka politiklah yang mendominasi studi komunikasi.
Biasa nya dosen-dosen yang berlatar belakang ilmu politik lebih mengajarkan kepada aktivitas politik secara praktis, misalnya rapat kerja, partai, pemilu, kampanye dan pengarahan kampanye. Berbeda dengan hal tersebut jika dosen yang mengajar mempunyai latar belakang komunikasi lebih mentik beratkan pada aspek-aspek komunikasi massa, propaganda, dan penggunaan media untuk mempengaruhi pemilih.
Menurut Lucyan pye, komunikasi dan politik mempunyai hubungan yang sangat erat, dan istimewa, karena menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Galnoor mengatakan, tanpa komunikasi tidak aka nada usaha bersama, sehingga tidak ada politik. Pernyataan lain dari Pye bahwa :tanpa jaringan komunikasi yang mampu membesar dan melipatgandakan ucapan-ucapan dan pilihan-pilihan individual tidak aka nada namanya politik. Bahkan Wilbur Scharmm menempatkan seorang ilmuwan terkemuka Harold D. Laswell pada urutan pertama dari empat orang yang disebutnya sebagai bapak pendiri (the founding father) ilmu komunikasi.
Meskipun mempertemukan dua bidang studi tersebut bukan pekerjaan yang mudah, namun hal tersebut tidak boleh mengurangi minat untuk menggali bidang studi ini. Teori perkawinan silang yang mempertemukan dua genetic yang berbeda dapat diaplikasikan dalam pengembangan dua disiplin ilmu yang berbeda sehingga melahirkan disiplin ilmu baru yakni komunikasi politik.
A. KOMUNIKASI
Defenisi Komunikasi
Komunikasi berasala dari bahasa latin, Communico yang artinya membagi dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara du orang atau lebih. Definisi komunikasi banyak dibuat oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Menurut catatan dance dan Larson sampai tahun 1976 sudah ada 126 defenisi komunikasi.
Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masehi (358-352 SM) dalam bukunya Rethoric membuat definisi komunikasi dengan menekankan “siapa mengatakan apa kepada siapa”. Definisi yang sangat sederhana tetapi mengilhami seorang ahli ilmu politik Harold Laswell pada 1984 untuk membuat defenisi komunikasi yang lebih sempurna dengan menanyakan “siapa mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya.
Berbeda dengan laswell, Steven justru mengajukan definisi yang lebih luas bahwa komuniaksi terjadi kapan saja suatu organism memberikan reaksi tarhadap stimuli atau objek, baik berasal dari seseorang maupun dari lingkungan sekitarnya. Hovland, Janis dan Kelly membuat definisi bahwa “Communication is the process by wich an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify behavior of other individuals (the audience). Definisi yang hampir sama dengan yang dibuat para sarjana komunikasi yng mengkhususkan di bidang studi komunikasi antar manusia yakni komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
1. Membangun hubungan antar sesama manusia
2. Melalui pertukaran informasi
3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi baru bisa disebut komunikasi jika memiliki unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai body of knowledge, yakni sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, umpan balik dan lingkungan. Unsur-unsur ini sering juga disebut sebagai elemen.
Sumber
Dalam komuniaksi antarmanusia sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok misalnya organisasi, lembaga, partai atau Negara. Sumber sering disebut pengirim, komuniaktor atau source, sender atau encoder.
Pesan
Sesuatu yang disampaikan komuniaktor kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Sering disebut dengan message, content atau information.
Media
Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media kelompok dan ada pula dalam bentuk media massa. Dikenal juga dengan sebutan saluran, alat, arena,sarana, channel atau medium.
Bentuk-bentuknya antara lain : media cetak, yaitu surat kabar, majalah, buku. Media elektronik yaitu film, radio, televise, komputer, internet. Media format kecil yaitu brosur, leaflet, selebaran, stiker, kalender kantong. Media outdoor yaitu baliho, spanduk, reklame. Electrik board yaitu bendera, jumbai, logo, pin, topi, rompi, kaos, iklan mobil. Saluran komunikasi politik yaitu partai kelompok, organisasi profesi, ikatan alumni, organisasi sosial keagamaan, karang taruna dan semacamnya. Saluran komunikasi public misalnya aula kota, balai desa, pameran, alun-alun, pasar, sekolah, kampus. Saluran komunikasi sosial yaitu pesta perkawinan, acara khitan, arisan, pertunjukan wayang, pesta rakyat dan semacamnya.
Penerima
Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan, target, audience atau receiver.
Pengaruh
Perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penrima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Pengaruh biasa disebut juga sebagai effect, dampak, dan akibat.
Tanggapan Balik
Tanggapan atau umpan balik merupakan salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima. Tanggapan balik sangat penting karena bisa dikatakan komunikasi yang harmonis memerlukan tanggapan balik. Sering disebut juga dengan reaksi, feedback dan respons.
Lingkungan
Merupakan factor yang mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini digolongkan kepada empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Fungsi Komunikasi
Secara klasik fungsi komunikasi ditujukan untuk member informasi, menghibur, mendidik dan membentuk opini publik. David K Berlo menyebut komunikasi sebagai instrument interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat.
Goran Hadebro (1982) seorang professor komunikasi dalam bukunya menyebut fungsi media sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap prilaku kearah modernisasi.
2. Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan baru kepada masyarakat
3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan dengan penyebarluasan melalui media komunikasi.
4. Menciptakan efisiensi biaya terhadap mobilitas seseorang melalui informasi yang mereka terima dari media tanpa mengunjungi tempat-tempat yang di informasikan
5. Meningkatkan aspirasi seseorang dari informasi yang diperoleh
6. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak.
7. Membantu msayarakat dalam menemukan nilai-nilai baru dan keharmonisan dari situasi tertentu.
8. Mempertinggi rasa kebangsaan dari informasi yang disajikan dengan menggugah rasa peduli terhadap nasib bangsa dan Negara
9. Meningkatkan aktifitas politik seseorang untuk ikut dalam penentuan kebijakan public
10. Mengubah struktrur kekuasaan dalam masyarakat melalui penyatuan sikap untuk menumbangkan tirani.
11. Menjadi sarana pembelajaran melalui pertukaran ide dan pengalaman para anggota masyarakat tanpa mengenal tempat dan jarak
12. Mendukung pelaksanaan program-program pembangunan ekonomi, sosial serta keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hisdup warga.

B. POLITIK
Dalam Roget’s Trusty thesaurus, pelaku politik (politisi) diartikan sama dengan perbuatan korupsi, pembuat rusuh, tukang protes dan semacamnya. Politik di citrakan dengan tindakan-tindakan curang, tidak jujur dan prilaku buruk lainnya. Politik diartikan sebagai penyimpangan prilaku yang keluar dalam tatanan kehidupan normal.
Akan tetapi di Indonesia sejak reformasi demokrasi digulirkan terutama sejak terjadinya perubahan system pemerintahan hasil pemilu 1999 dengan multipartai srta pemilihan presiden tahun 2004 yang diramaikan dengan kampanye politik melalui media,tampaknya citra politik mulai berubah.
Definisi Politik
Istilah ilmu politik pertama kali di gunakan oleh Jen Bodin di Eropa pada tahun 1576, kemudian Thomas Fitzherbet dan Jeremy Bentham pada tahun 1906. Istilah politik yang dimaksud adalah ilmu Negara sebagaimana karya-karya sarjana eropa yang bersifat institusional yurudis sementara yang berkembang di Amerika adalah teori politik. Dalam pandangan para sarjana Amerika ilmu politik sebagai ilmu Negara bukan lagi dalam skop intstitusional yang statis, tetapi lebih maju dengan melihat Negara sebagai lembaga politik yang mempengeruhi kehidupan masyarakat. Karena itu definisi politik lebih banyak memberikan tekanan pada negara dalam hubungannya dengan masyarakat. Elemen yang paling mendasari politik adalah sebuah proses pengambilan keputusan, sebuah perebutan untuk mendapatkan akses pada posisi dalam pengambilan keputusan.Eric louw membuat pemahaman bahwa politisi mengandung sejumlah posisi kenegaraan yakni kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy) dan pembagian alokasi sumber daya (resource).
Banyak pakar yang mendefinisikan politik, sehingga karena begitu banyaknya definisi yang dibuat oleh pakar sehingga hampir dalam setiap pertemuan yang membicarakan tentang politik berakhir dengan ketidakadaan definisi yang bisa diterima oleh semua pihak.

Dimensi Politik
Ilmu politik dalam pembahasannya dapat dilihat dari tiga dimensi yakni sebagai berikut.
1. Politik sebagai Studi Kelembagaan (Institusi)
Politik sebagai studi kelembagaan objeknya adalah Negara. Negara sebagai suatu lembaga dibentuk dalam rangka mengatur kehidupan masyarakat. Negara adalah lembaga yang memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam menertibkannya. Negara memiliki unsur wilayah, penduduk, pemerintah dan kedaulatan. Unsur-unsur itu menjadi modal dasar yang harus dipertahankan untuk eksisnya suatu negara.
2. Politik sebagai Studi kekuasaan (Power)
Hakikat politik pada dasarnya adalah kekuasaan ,dengan kata lain untuk mengatur masyarakat agar mereka patuh dan tunduk pada aturan tidak mungkin dilakukan tanpa kekuasaan. Politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan, menjalankan kekuasaan, mengontrol kekuasaan, serta bagaimana menggunakan kekuasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sidney Hilmann dalam Ranney (1990) bahwa politics is the science of who get what, when and why.
Diantara banyak bentuk kekuasaan, kekuasaan politik merupakan bentuk kekuasaan yang paling utama dan penting dalam kajian ilmu politik. Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum yang dilakukan oleh pemerintah. Jadi politik sebagai studi kekuasaan disamping mempelajari kelembagaan Negara juga mempelajari lembaga-lembaga lain yang memiliki kekuasaan dalam penentuan kebijakan Negara.
3. Politik sebagai Studi Kebijakan Publik
Sebuah kebijakan harus didahului pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus mencerminkan mayorita syang mendukung keputusn tersebut. Esensi pengambilan keputusan dalam politik adalah pengembalian kekuasaan yang mencerminkan respresentasi publik yang diwakili, sebagaimana dikemukakan oleh Benyamin Disraeli bahwa “politics are the possession and distribution of power”. (Cummings, 1985).
Kebijakan public harus diimplementasikan melalui distribusi alokasi sumber daya yang memiliki nilai. Dalam pembagian distribusi sumber daya dalam politik seringkali menimbulkan konflik, “Complict-that is, some from of strunggle among people trying to archieve different goals and satisfy opposing interest.

C. KOMUNIKASI POLITIK
Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lipmann yang meneliti tentang opini public pada masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh Bageot, maine, Byrce dan Graha Wallas di Inggris yang menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik.
Di Indonesia pada awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik justru tumbuh di kalangan sarjana ilmu politik daripada sarjana ilmu komunikasi. Namun pada pertengahan decade 1980 an jurusan-jurusan ilmu komunikasi sudah mulai banyak mengajarkan studi komunikasi politik. Hal yang menyebabkan studi komunikasi politik di Indonesia sedikit terlambat berkembang adalah karena adanya tekanan dari rezim orde baru yang kurang senang terhadap segala sesuatu yang berbau politik.
Definisi Komunikasi Politik
Meadow dalam Nimmo (2004) juga membuat definisi bahwa “political communication refers to any symbols or messages that to a significant extentr have been shaped by or have consequextent for political system.”
McNair juga mendefinisikan komunikasi politik murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan untuk member kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislative atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda. Doris Graber mengingatkan dalam tulisannya “politic langue”(1981)bahwa komunikasi politik tidak hanya retorika tetapi juga mencakup symbol-simbol bahasa, seperti bahasa tubuh serta tindakan-tindakan politik seperti boikot, protes dan unjuk rasa.
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas p piolitik.
Filosofi Komunikasi Politik
Komunikasi politik memiliki filosofi yakni pendayagunaansumber daya komunikasi apakah itu sumber daya manusia, infrastruktur, maupun piranti lunak untuk mendorong terwujudnya system politik yang mengusung demokrasi, dimana kekuasaan pemerintah berada di tangan pemenang pemilu dengan melindungi hak-hak golongan yang kalah.
Unsur Komuniaksi Politik
Komunikasi politik sebagai “body of knowledge” juga terdiri dari berbagai unsur yakni :sumber, pesan, media,saluran, penerima dan efek.
Komunikator politik tidak hanya menyangkut partai politik melainkan juga lembaga pemerintahan legislative dan eksekutif. Dengan demikian komunikator atau sumber adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik.
Pesan politik ialah pernyataanyang disampaiakan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, verbal maupun nonverbal, tersembunyi maupun terang-terangan, disadari atau pun tidak yang isinya mengandung bobot politik.
Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya.
Sasaran atau target politik ialah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk pemberian suara(vote)kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum.
Pengaruh atau efek komunikasi politik. Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilu.
Fungsi Komunikasi Politik
Sbagai disiplin ilmu, komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar :
1. Memberi informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya
2. Mendididk masyarakat terhadap arti signifikansi yang ada.
3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan mengembalikan hasil opini itu kepada masyarakat.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga politik.
5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat disalurkan kepada media massa.
Kajian Komunikasi Politik dalam Ranah Ilmu Komunikasi
Pada tingkat tekhnis komunikasi politik menyangkut kiat komunikasi yang spesifik, misalnya cara melepaskan rumor, membuat pesan yang membangkitkan kersahan, memanipulasi informasi dari angle liputan kamera, atai penampilan gambar yang member kesan pengikut kampanye yang sepi.
Pada tingkat terapan, komunikasi politik berkembang dari penelitian dan teori, setelah itu dimanfaatkan dalam kegiatan, terkadang uji coba. Pada tingkat teoritis, komunikasi politik menguji kesahihan teori komunikasi dalam konteks politik.

Azas-azas periklanan


Pengertian Periklanan
Kata iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya lebih kurang adalah “menggiring orang pada gagasan”. Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah mediamassa atas penyiaran iklannya. (Suhandang, 2005:13)
Sedangkan pengertian Periklanan menurut  Siswanto Sutojo (2003;279)dalam bukunya manajemen penjualan yang efektif “ periklanan adalah sebuah promosi penjualan produk kepada pelanggan dan calon pembeli dengan mempergunakan media non-perorangan,termasuk media masa”.
Definisi Periklanan Menurut Beberapa Ahli
Menurut Kotler (1999):
Segala macam bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Menurut Wells (1992):
Periklanan adalan komuinikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience.

Menurut Rhenald Kasali (1992):
Iklan didefinikan sebagi pesan yang... menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk masyarakat melalui suatu media. Beda dengan pengumuman biasa, iklan lebih membujuk orang untuk membeli.
Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia):
Periklanan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayaioleh pemrakarsadan ditujuan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.

Menurut Dunn & Barban (1996):
Periklanan adalah komunikasi non-personal melalui beragam media yang dibayar oleh perusahaan,organisasi non-profit dan individu-individu dengan menggunakan pesan iklan yang diharapkan dapat menginformasikan atau membujuk kalangan tertentu yang membaca pesan tersebut.
Menurut Russel & Lane (1990):
Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium komunikasi massa.
Menurut Gilson & Berkman (1980):
Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran
Ø  Analisis
Dari pengertian definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa periklanan adalah sebuah romosi gagasan, pesan-pesan penjualan persuasif kepada pelanggan dan calon pembeli dengan mempergunakan media. Pesan tentang manfaat produk perusahaan atau kebijaksanaan pemasaran yang disampaikan kepada pelanggan dan calon pembeli itu disebut iklan. Pesan ersebut dapat disampaikan dengan tulisan, gambar diam, gambara hidup, suara ataupun kombinasi dari cara-cara itu. 

Sejarah dan Perkembangan Periklanan
a. Jaman Kuno:

1. Jaman Mesir dan Yunani kuno telah ada iklan yang menawarkan tempat penginapan
2. Jaman Roma dan Yunani dalam bentuk lukisan dinding untuk menawarkan barang-barang dan anggur
3. Town Crier: adalah orang yang menawarkan barang tetapi juga menginformasikan berita harian
4. Selanjutnya iklan menggunakan surat kabar, flyer (selebaran), leaflet, dll


b. Periklanan di Amerika
1. Advertising (periklanan) di AS berkembang karena awalnya didukung oleh adanya Revolusi Industri, tingkat melek huruf yang meningkat, dan daya beli masyarakat yang meningkat sehingga membutuhkan semakin banyak produk. Sementara para produsen berusaha membuat produk yang dapat memuaskan konsumennya dengan mempersuasi calon konsumen agar tidak beralih pada pesaingnya
2. Featherstone mengatakan era tersebut sebagai “consumer culture” di mana terjadi peningkatan jumlah produk yang ditawarkan untuk memperoleh profit dan menyediakan simbol-simbol status dan kesuksesan. Iklan digunakan untuk menjual prestige seperti halnya produk (image ads)
3. Advertising didefinisikan sebagai bentuk komunikasi yang persuasif, dibeli dan dibiayai oleh pengiklan tetapi juga menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan media
4. Perkembangan periklanan tidak terlepas dari peran serta: media representative, pengiklan, dan   biro iklan
5. Tokoh-tokoh yang berpengaruh:
Volney B.q Palmer: yang pertama menggunakan istilah advertising agency, menciptakan sistem komisi, membeli ruang iklan dari surat kabar, lalu menjualnya kepada klien (pengiklan), membuat iklannya dan mengirimkannya kepada penerbit
George R. Rowelll: sebagai broker space iklan yang dijual kepada pengiklan
q
 Francis Wayland Ayer: memberi kontribusi tentang peran agensi yang lebih membantu pengiklan dibanding media
q
6. Iklan tidak hanya tentang produk tetapi juga ide/gagasan seperti pada waktu PD I digunakan untuk mempengaruhi opini public
7. Media lain yang digunakan untuk beriklan adalah radio, TV, majalah, TV kabel dan internet
8. Ada 2 trend dalam beriklan, yaitu:

 Hard
q Sell: bila iklan tersebut lebih mengedepankan pesan-pesan rasional, tentang alasan pembelian produk, seperti kegunaan, harga, dll

 Soft
q sell: bila iklan lebih menonjolkan aspek emosional dalam pesan-pesannya seperti dengan menggunakan tema-tema entertainment. Era ini disebut “the era of creativity”
9. Integrated Marketing Communication (IMC) adalah penerapan semua alat-alat komunikasi pemasaran secara terpadu yang dikirimkan kepada audiens sasaran dengan konsisten, pesan-pesan persuasif yang disampaikan mempromosikan satu tujuan perusahaan. IMC merupakan kombinasi dari marketing, PR, sales promotions dan direct marketing. Biro iklan mengalami perubahan lingkup kerja karena tidak hanya menangani iklan tetapi aliansi dari PR, direct marketing, market research, sales promotion, internet ads dan electronic commerce.

Teknologi dalam Periklanan

1. Teknologi dalam iklan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi media massa

2. On-line ads yang ada di internet memungkinkan iklan dapat lebih interaktif dibanding dengan iklan melalui media konvensional (Surat kabar, majalah, TV, Radio, dll)

3. Viral marketing adalah salah satu bentuk perdagangan elektronik di mana pengguna internet dapat menginformasikan (mengiklankan) produk pada pengguna lainnya yang dikenal

4. Iklan melalui internet dikritik karena minimnya orang yang secara khusus mengklik iklan yang dipasang pada banner di web site sehingga pengiklan tidak dapat mengukur seberapa efektif beriklan lewat internet

5. Teknologi informasi memungkinkan pengiklan mempunyai data base dari konsumennya sehingga mereka dapat menyusun pesan secara personal kepada konsumennya.

6. Cookies adalah file kecil yang tersimpan dalam komputer pengguna internet berisi data tentang apa yang telah dilakukannya selama berselancar di internet

7. Munculnya e-commerce, yaitu transaki perdagangan dan pembelian melalui internet, sehingga pendekatan iklan tradisional tidak berguna. Tetapi konsumen seringkali masih mengunjungi situs justru untuk mendapatkan informasi tentang suatu produk sebelum mereka melakukan pembelian secara nyata di toko pengecer. Sehingga pendekatan iklan tradisional masih bisa digunakan untuk mengiklan produk melalui internet

8. Semakin banyak media batu untuk beriklan seperti internet tanpa kabel, telepon internet, TV interaktif, personal video recorder, outdoor sign dengan teknologi digital, talking billboard, kiosk, dll

Genres dalam Periklanan
1. Iklan harus mengkomunikasikan informasi-informasi penting tentang produk dan juga dituntut untuk secara kreatif dalam menyampaikannya agar dapat memotong perhatian dari iklan pesaing. Semua pesannya harus mengandung dimensi informasi dan emosional, karena iklan harus dapat memperolah perhatian dari audiens yang biasanya tidak tertarik pada pesan-pesan yang disampaikan.
2. Kontinuitas tema. Kampanye iklan yang efketif merupakan refleksi pesan, sifat-sifat dan format yang konsisten. Ada tema-tema yang secara kontinyu dijadikan pedoman untuk dikomunikasika melalui berbagai cara dan media
3. Iklan seringkali merupakan refleksi dari kondisi sosial dan norma-norma budaya karena iklan menggunakan budaya populer (pop culture) untuk dapat berkomunikadi secara akrab dengan audiensnya
4. Relationship marketing terjadi bila pengiklan dan konsumen dapat berkomunikasi one-to-one melalui media yang personal seperti internet, direct mail atau telepone untuk memperkuat loyalitas konsumen terhadap suatau merek tertentu.
5. Direct Marketing adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan menjual produk secara cepat, tanpa harus mengunjungi toko pengecer. Pesan disampaikan secara individual kepada konsumen berdasarkan database dan efektivitasnya dapat diukur sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya. Beberapa berbentuk seperti: record club, book and magazine club, catalog sales, telemarketing, infomercial (TV), dll.
6. Ada beberapa cara iklan dalam mempengaruhi tindakan dari sasaran pasar:
a. Memberi informasi baru, misalnya produk baru, inovasi produk, kontes, dll
b. Menguatkan loyalitas terhadap merek dengan pembelian ulang
c. Mengubah predisposisinya
7. Apapun pendekatan komunikasi yang digunakan, iklan harus dapat mengetahui motif pembelian dari konsumen sehingga dapat menyusun pesan-pesan yang dapat membangkitkan motif tersebut
a. Diperlukan pemahaman terhadap segmentasi audiens. Misalnya dengan menggolongkan berdasarkan:
b. Seberapa banyak informasi digunakan (heavy-medium-light user).
c. Demografisnya, atas dasar umur, gender, etnisitas, pendapatan
d. Gaya hidup, atas dasar sikap, hobi, pendapat (opini)
e. Geodemografis, penggabungan aspek demografis dengan geografis
8. Iklan yang disampaikan perlu selalu dievalusi untuk mengetahui seberapa efektif iklan kita. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah:
a. Tidak tersedia media untuk segmen audiens yang dituju
b. Tidak semua audiens diterpa oleh media yang digunakan
c. Tidak semua audiens yang diterpa oleh media, melihat, mengingat atau terpengaruh oleh iklannya

PERKEMBANGAN PERIKLANAN DI INDONESIA.
Iklan pertama-tama ada di Indonesia merupakan warisan dari pemerintah Belanda. Sejarah periklanan di Indonesia sama tuanya dengan sejarah press. Mengenai istilah iklan sendiri idenya muncul dari Soedardjo Cokrosisworo (1951), Istilah iklan yang kita pakai saaat ini adalah diambil dari istilah belanda yaitu advertentie, bahasa inggrisnya advertising. Iklan mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Jan Pieterzoen Coen pendiri Batavia dan Gubernur jenderal Belanda tahun 1619-1629. J P Coen menulis surat dengan judul Memorie de Nouvelles, yang merupakan refleksi naluri bersaing rempahrempah antara Belanda dengan Portugis di Ambon.
Apa yang ditulis oleh JP Coen dimuat surat kabar pertama di Hindia Belanda tahun 1744 yaitu Batavia Nouvelles. Koran pada saat itu semua ditulis dengan tangan. Di masa penjajahan semua advertensi atau pengumuman pemerintah dijalankan oleh dua biro advertensi yaitu Biro “ de Lamar” khusus menangani penyiaran bagi surat kabar belanda, dan “Balai Pustaka” mengurus pemberitaan khusus mengenai bangsa Indonesia. Pada tahun 1855, Surat kabar kedua terbit di Surakarta, berbahasa jawa dengan nama “BROMARTANI”. Di terbitkan oleh Harteveld. Dalam sebuah kolomnya surat kabar ini menulis. “ HARGA IKLAN SEBARIS ENAM POELOEH DOEIT ( ATAU LIMA POELOEH SEN; TIGA DOEIT = sebengol /segobang).
Surat kabar lainnya adalah “Soerat Kabar Melayu” diterbitkan di kota Surabaya dan penerbitnya E. Fuhri. Surat khabar yang lain adalah “Soerat Chabar Betawie” diterbitkan oleh Lange & Co. di kota Betawi. Dalam surat kabar tersebut tertulis :
“ Segala pemberitaan jang dimasok-ie di ieni soerat kabar harganya 60 doewit tiap-tiap 5 perkataan, dengan oelangan tiap-tiap 5 perkataan 30 doewit, lain lagie dari oewang tjap kompenie.”
Di Indonesia penyiaran iklan-iklan komersial melalui radio baru dimulai pada tahun 1968 yang disiarkan lewat Radio Republik Indonesia.Sampai awal tahun 1970-an, pesan-pesan iklan cenderung panjang-panjang dan mendominasi teks iklan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan banyak produk yang masih belum dikenal. Barulah diakhir tahun 1970-an presentasi iklan Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan media dan teknologi. Naskah atau copy iklan dan juga visualisasi mulai dipikirkan dengan baik. Pada periode ini mulai muncul dan berkembang simbolisasi dan personifikasi mendominasi presentasi Iklan di Indonesia.
Pada tahun 1980-an, iklan Indonesia tidak lagi hanya menerapkan pendekatan demografis dalam mendekati audiens. Pendekatan Psikografis juga mulai diterapkan dimana citra-citra yang dihubungkan dengan gaya hidup atau life style mulai mendominasi presentasi iklan termasuk gaya bahasa yang digunakannya. Di tahun 1990-an, simbolisasi dan pencitraan semakin mendominasi teks iklan, didukung oleh perkembangan media maupun teknologi dalam menciptakan kreatif iklan. Bahasa gambar atau visiualisasi dalam era ini mendominasi teks iklan.
Perkembangan iklan di Indonesia banyak didukung kemudian oleh berdirinya stasiun televisi swasta dan juga dengan SK MENPEN No. 111/90 yang mengharuskan iklan-iklan yang ditayangkan di televisi adalah iklan yang diproduksi di dalam negeri dan oleh orang Indonesia dunia periklanan di Indonesia semakin ramai dengan upaya untuk menampilkan gaya periklanan yang khas Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2007 tentang Penggunaan Sumber Daya Dalam Negeri untuk Produk Iklan yang Disiarkan Melalui Lembaga Penyiaran Perkembangan Industri periklanan dari tahun ketahun mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika pertumbuhan ekonomi di Indonesia namun dari data yang ada menunjukkan perkembangan kearah yang positif.
Pengembangan iklan dengan gaya khas indonesia pun terus dilakukan seiring dengan berkembangnya Industri periklanan. Gaya khas iklan Indonesia ini dibagun melalui tiga hal yaitu fisik, karakter dan gaya atau style. Pengambaran fisik yang khas indonesia dilakukan dengan mengacu pada fisik produk maupun segmentasi geografis dan demografis khalayak sasaran produk, misal fisik orang indonesia, atau wilayah. Karakter bisa ditinjau dari segmentasi psikografis mis. Wanita eksekutif Indonesia sedangkan gaya atau style bisa dilihat dari gaya busana, logat bahasa yang digunakan. Namun gaya periklanan tersebut tetap tidak bisa terlepas dari perkembangan periklanan global.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya biro-biro iklan dunia yang ikut bermain di Indonesia dengan menggarap produk-produk multinasional. Kehadiran biro iklan dunia ini bisa memberikan dampak positif jika bisa bekerjasama dengan biro iklan lokal dalam membuat suatu kreatif iklan. Kehadiran biro iklan dunia ini bisa memberikan dampak positif jika bisa bekerjasama dengan biro iklan lokal dalam membuat suatu kreatif iklan. Kehadiran biro iklan dunia juga bisa memberikan kontribusi positif dalanm hal pengembangan komunikasi periklanan yang baik dan juga strategi kampanye global atau internasional.
Lembaga-lembaga yang terkait dalam profesi periklanan di Indonesia antara lain adalah : ATVSI PPPI
ATVSI = Asosiasi Televisi Swasta Indonesia
PPPI = Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
ASPINDO = Assosisi Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia
BPMN/SPS = Serikat Penerbit Surat Kabar
PRSSNI = Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia
GPBSI = Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia
Y.TVRI = Yayasan Televisi Republik Indonesia
APFII = Assosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia.