Rabu, 22 Februari 2012

Review Buku Komunikasi Politik

KOMUNIKASI POLITIK
KONSEP DAN DEFINISI

Mempelajari komunikasi politik tidak semudah mempelajari gerakan politik karena ada dua konsep ilmu yang di usung yakni komunikasi dan politik. Seringkali timbul masalah dalam mengintegrasikan kedua konsep tersebut. Kalau tidak komunikasi yang dominan maka politiklah yang mendominasi studi komunikasi.
Biasa nya dosen-dosen yang berlatar belakang ilmu politik lebih mengajarkan kepada aktivitas politik secara praktis, misalnya rapat kerja, partai, pemilu, kampanye dan pengarahan kampanye. Berbeda dengan hal tersebut jika dosen yang mengajar mempunyai latar belakang komunikasi lebih mentik beratkan pada aspek-aspek komunikasi massa, propaganda, dan penggunaan media untuk mempengaruhi pemilih.
Menurut Lucyan pye, komunikasi dan politik mempunyai hubungan yang sangat erat, dan istimewa, karena menempatkan komunikasi pada posisi yang sangat fundamental. Galnoor mengatakan, tanpa komunikasi tidak aka nada usaha bersama, sehingga tidak ada politik. Pernyataan lain dari Pye bahwa :tanpa jaringan komunikasi yang mampu membesar dan melipatgandakan ucapan-ucapan dan pilihan-pilihan individual tidak aka nada namanya politik. Bahkan Wilbur Scharmm menempatkan seorang ilmuwan terkemuka Harold D. Laswell pada urutan pertama dari empat orang yang disebutnya sebagai bapak pendiri (the founding father) ilmu komunikasi.
Meskipun mempertemukan dua bidang studi tersebut bukan pekerjaan yang mudah, namun hal tersebut tidak boleh mengurangi minat untuk menggali bidang studi ini. Teori perkawinan silang yang mempertemukan dua genetic yang berbeda dapat diaplikasikan dalam pengembangan dua disiplin ilmu yang berbeda sehingga melahirkan disiplin ilmu baru yakni komunikasi politik.
A. KOMUNIKASI
Defenisi Komunikasi
Komunikasi berasala dari bahasa latin, Communico yang artinya membagi dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara du orang atau lebih. Definisi komunikasi banyak dibuat oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu. Menurut catatan dance dan Larson sampai tahun 1976 sudah ada 126 defenisi komunikasi.
Aristoteles yang hidup empat abad sebelum masehi (358-352 SM) dalam bukunya Rethoric membuat definisi komunikasi dengan menekankan “siapa mengatakan apa kepada siapa”. Definisi yang sangat sederhana tetapi mengilhami seorang ahli ilmu politik Harold Laswell pada 1984 untuk membuat defenisi komunikasi yang lebih sempurna dengan menanyakan “siapa mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya.
Berbeda dengan laswell, Steven justru mengajukan definisi yang lebih luas bahwa komuniaksi terjadi kapan saja suatu organism memberikan reaksi tarhadap stimuli atau objek, baik berasal dari seseorang maupun dari lingkungan sekitarnya. Hovland, Janis dan Kelly membuat definisi bahwa “Communication is the process by wich an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify behavior of other individuals (the audience). Definisi yang hampir sama dengan yang dibuat para sarjana komunikasi yng mengkhususkan di bidang studi komunikasi antar manusia yakni komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
1. Membangun hubungan antar sesama manusia
2. Melalui pertukaran informasi
3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi baru bisa disebut komunikasi jika memiliki unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai body of knowledge, yakni sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, umpan balik dan lingkungan. Unsur-unsur ini sering juga disebut sebagai elemen.
Sumber
Dalam komuniaksi antarmanusia sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok misalnya organisasi, lembaga, partai atau Negara. Sumber sering disebut pengirim, komuniaktor atau source, sender atau encoder.
Pesan
Sesuatu yang disampaikan komuniaktor kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Sering disebut dengan message, content atau information.
Media
Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media kelompok dan ada pula dalam bentuk media massa. Dikenal juga dengan sebutan saluran, alat, arena,sarana, channel atau medium.
Bentuk-bentuknya antara lain : media cetak, yaitu surat kabar, majalah, buku. Media elektronik yaitu film, radio, televise, komputer, internet. Media format kecil yaitu brosur, leaflet, selebaran, stiker, kalender kantong. Media outdoor yaitu baliho, spanduk, reklame. Electrik board yaitu bendera, jumbai, logo, pin, topi, rompi, kaos, iklan mobil. Saluran komunikasi politik yaitu partai kelompok, organisasi profesi, ikatan alumni, organisasi sosial keagamaan, karang taruna dan semacamnya. Saluran komunikasi public misalnya aula kota, balai desa, pameran, alun-alun, pasar, sekolah, kampus. Saluran komunikasi sosial yaitu pesta perkawinan, acara khitan, arisan, pertunjukan wayang, pesta rakyat dan semacamnya.
Penerima
Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan, target, audience atau receiver.
Pengaruh
Perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penrima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Pengaruh biasa disebut juga sebagai effect, dampak, dan akibat.
Tanggapan Balik
Tanggapan atau umpan balik merupakan salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima. Tanggapan balik sangat penting karena bisa dikatakan komunikasi yang harmonis memerlukan tanggapan balik. Sering disebut juga dengan reaksi, feedback dan respons.
Lingkungan
Merupakan factor yang mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini digolongkan kepada empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Fungsi Komunikasi
Secara klasik fungsi komunikasi ditujukan untuk member informasi, menghibur, mendidik dan membentuk opini publik. David K Berlo menyebut komunikasi sebagai instrument interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat.
Goran Hadebro (1982) seorang professor komunikasi dalam bukunya menyebut fungsi media sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap prilaku kearah modernisasi.
2. Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan baru kepada masyarakat
3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan dengan penyebarluasan melalui media komunikasi.
4. Menciptakan efisiensi biaya terhadap mobilitas seseorang melalui informasi yang mereka terima dari media tanpa mengunjungi tempat-tempat yang di informasikan
5. Meningkatkan aspirasi seseorang dari informasi yang diperoleh
6. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak.
7. Membantu msayarakat dalam menemukan nilai-nilai baru dan keharmonisan dari situasi tertentu.
8. Mempertinggi rasa kebangsaan dari informasi yang disajikan dengan menggugah rasa peduli terhadap nasib bangsa dan Negara
9. Meningkatkan aktifitas politik seseorang untuk ikut dalam penentuan kebijakan public
10. Mengubah struktrur kekuasaan dalam masyarakat melalui penyatuan sikap untuk menumbangkan tirani.
11. Menjadi sarana pembelajaran melalui pertukaran ide dan pengalaman para anggota masyarakat tanpa mengenal tempat dan jarak
12. Mendukung pelaksanaan program-program pembangunan ekonomi, sosial serta keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hisdup warga.

B. POLITIK
Dalam Roget’s Trusty thesaurus, pelaku politik (politisi) diartikan sama dengan perbuatan korupsi, pembuat rusuh, tukang protes dan semacamnya. Politik di citrakan dengan tindakan-tindakan curang, tidak jujur dan prilaku buruk lainnya. Politik diartikan sebagai penyimpangan prilaku yang keluar dalam tatanan kehidupan normal.
Akan tetapi di Indonesia sejak reformasi demokrasi digulirkan terutama sejak terjadinya perubahan system pemerintahan hasil pemilu 1999 dengan multipartai srta pemilihan presiden tahun 2004 yang diramaikan dengan kampanye politik melalui media,tampaknya citra politik mulai berubah.
Definisi Politik
Istilah ilmu politik pertama kali di gunakan oleh Jen Bodin di Eropa pada tahun 1576, kemudian Thomas Fitzherbet dan Jeremy Bentham pada tahun 1906. Istilah politik yang dimaksud adalah ilmu Negara sebagaimana karya-karya sarjana eropa yang bersifat institusional yurudis sementara yang berkembang di Amerika adalah teori politik. Dalam pandangan para sarjana Amerika ilmu politik sebagai ilmu Negara bukan lagi dalam skop intstitusional yang statis, tetapi lebih maju dengan melihat Negara sebagai lembaga politik yang mempengeruhi kehidupan masyarakat. Karena itu definisi politik lebih banyak memberikan tekanan pada negara dalam hubungannya dengan masyarakat. Elemen yang paling mendasari politik adalah sebuah proses pengambilan keputusan, sebuah perebutan untuk mendapatkan akses pada posisi dalam pengambilan keputusan.Eric louw membuat pemahaman bahwa politisi mengandung sejumlah posisi kenegaraan yakni kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy) dan pembagian alokasi sumber daya (resource).
Banyak pakar yang mendefinisikan politik, sehingga karena begitu banyaknya definisi yang dibuat oleh pakar sehingga hampir dalam setiap pertemuan yang membicarakan tentang politik berakhir dengan ketidakadaan definisi yang bisa diterima oleh semua pihak.

Dimensi Politik
Ilmu politik dalam pembahasannya dapat dilihat dari tiga dimensi yakni sebagai berikut.
1. Politik sebagai Studi Kelembagaan (Institusi)
Politik sebagai studi kelembagaan objeknya adalah Negara. Negara sebagai suatu lembaga dibentuk dalam rangka mengatur kehidupan masyarakat. Negara adalah lembaga yang memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam menertibkannya. Negara memiliki unsur wilayah, penduduk, pemerintah dan kedaulatan. Unsur-unsur itu menjadi modal dasar yang harus dipertahankan untuk eksisnya suatu negara.
2. Politik sebagai Studi kekuasaan (Power)
Hakikat politik pada dasarnya adalah kekuasaan ,dengan kata lain untuk mengatur masyarakat agar mereka patuh dan tunduk pada aturan tidak mungkin dilakukan tanpa kekuasaan. Politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan, menjalankan kekuasaan, mengontrol kekuasaan, serta bagaimana menggunakan kekuasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sidney Hilmann dalam Ranney (1990) bahwa politics is the science of who get what, when and why.
Diantara banyak bentuk kekuasaan, kekuasaan politik merupakan bentuk kekuasaan yang paling utama dan penting dalam kajian ilmu politik. Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum yang dilakukan oleh pemerintah. Jadi politik sebagai studi kekuasaan disamping mempelajari kelembagaan Negara juga mempelajari lembaga-lembaga lain yang memiliki kekuasaan dalam penentuan kebijakan Negara.
3. Politik sebagai Studi Kebijakan Publik
Sebuah kebijakan harus didahului pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus mencerminkan mayorita syang mendukung keputusn tersebut. Esensi pengambilan keputusan dalam politik adalah pengembalian kekuasaan yang mencerminkan respresentasi publik yang diwakili, sebagaimana dikemukakan oleh Benyamin Disraeli bahwa “politics are the possession and distribution of power”. (Cummings, 1985).
Kebijakan public harus diimplementasikan melalui distribusi alokasi sumber daya yang memiliki nilai. Dalam pembagian distribusi sumber daya dalam politik seringkali menimbulkan konflik, “Complict-that is, some from of strunggle among people trying to archieve different goals and satisfy opposing interest.

C. KOMUNIKASI POLITIK
Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih dikenal dengan istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter Lipmann yang meneliti tentang opini public pada masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh Bageot, maine, Byrce dan Graha Wallas di Inggris yang menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik.
Di Indonesia pada awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik justru tumbuh di kalangan sarjana ilmu politik daripada sarjana ilmu komunikasi. Namun pada pertengahan decade 1980 an jurusan-jurusan ilmu komunikasi sudah mulai banyak mengajarkan studi komunikasi politik. Hal yang menyebabkan studi komunikasi politik di Indonesia sedikit terlambat berkembang adalah karena adanya tekanan dari rezim orde baru yang kurang senang terhadap segala sesuatu yang berbau politik.
Definisi Komunikasi Politik
Meadow dalam Nimmo (2004) juga membuat definisi bahwa “political communication refers to any symbols or messages that to a significant extentr have been shaped by or have consequextent for political system.”
McNair juga mendefinisikan komunikasi politik murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki kewenangan untuk member kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislative atau eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda. Doris Graber mengingatkan dalam tulisannya “politic langue”(1981)bahwa komunikasi politik tidak hanya retorika tetapi juga mencakup symbol-simbol bahasa, seperti bahasa tubuh serta tindakan-tindakan politik seperti boikot, protes dan unjuk rasa.
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas p piolitik.
Filosofi Komunikasi Politik
Komunikasi politik memiliki filosofi yakni pendayagunaansumber daya komunikasi apakah itu sumber daya manusia, infrastruktur, maupun piranti lunak untuk mendorong terwujudnya system politik yang mengusung demokrasi, dimana kekuasaan pemerintah berada di tangan pemenang pemilu dengan melindungi hak-hak golongan yang kalah.
Unsur Komuniaksi Politik
Komunikasi politik sebagai “body of knowledge” juga terdiri dari berbagai unsur yakni :sumber, pesan, media,saluran, penerima dan efek.
Komunikator politik tidak hanya menyangkut partai politik melainkan juga lembaga pemerintahan legislative dan eksekutif. Dengan demikian komunikator atau sumber adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik.
Pesan politik ialah pernyataanyang disampaiakan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, verbal maupun nonverbal, tersembunyi maupun terang-terangan, disadari atau pun tidak yang isinya mengandung bobot politik.
Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya.
Sasaran atau target politik ialah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk pemberian suara(vote)kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum.
Pengaruh atau efek komunikasi politik. Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilu.
Fungsi Komunikasi Politik
Sbagai disiplin ilmu, komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar :
1. Memberi informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya
2. Mendididk masyarakat terhadap arti signifikansi yang ada.
3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini public, dan mengembalikan hasil opini itu kepada masyarakat.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga politik.
5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi sebagai saluran advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat disalurkan kepada media massa.
Kajian Komunikasi Politik dalam Ranah Ilmu Komunikasi
Pada tingkat tekhnis komunikasi politik menyangkut kiat komunikasi yang spesifik, misalnya cara melepaskan rumor, membuat pesan yang membangkitkan kersahan, memanipulasi informasi dari angle liputan kamera, atai penampilan gambar yang member kesan pengikut kampanye yang sepi.
Pada tingkat terapan, komunikasi politik berkembang dari penelitian dan teori, setelah itu dimanfaatkan dalam kegiatan, terkadang uji coba. Pada tingkat teoritis, komunikasi politik menguji kesahihan teori komunikasi dalam konteks politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar